Tawar Lahan Warga Dua Ribu Rupiah PerMeter, Kabandara Menyangkal?

    Tawar Lahan Warga Dua Ribu Rupiah PerMeter,  Kabandara Menyangkal?
    Kepala Bandar Udara Betoambari Kota Baubau, Anas Labakara

    BAUBAU - Warga Kelurahan Lipu dan Katobengke terus melakukan Aksi Demontrasi, Kali ini Demo Jilid Tiga Warga meminta pertanggungjawaban atas ucapan dari Kepala Bandar Udara (Kabandara) Betoambari. 

    Pasalnya saat pertemuan beberapa waktu lalu, Anas Labakara sebagai Kabandara menawarkan harga beli lahan warga dengan nilai Rp.2.000 PerMeter. Hal ini juga Daisi Ungkapkan saat pertemuan dengan Forkopimda sebelumnya. 

    "kepala Bandara Harus pertanggungjawabkan ini ucapannya, ini sangat menyakitkan kami, saat ini tidak ada harga begitu bahkan hanya untuk beli roti saja tidak cukup, "ungkap Daisi sebagai Perwakilan Warga Didepan Kantor DPRD Kota Baubau, Selasa (16/07/2024). 

    Pihaknya tidak pernah meminta harga Lebih dari seratus ribu (Rp.100.000) PerMeter, asalkan bisa untuk membeli lahan diluar sebagai gantinya agar warga bisa kembali berkebun. 

    "kami tidak meminta ganti rugi diatas harga itu, kasian warga kalau tidak diganti mau cari hidup dimana lagi sementara kerjanya mereka berkebun, " ungkapnya. 

    Sementara itu Kabandara Betoambari menepis tawaran tersebut, dirinya mengatakan transaksi harus sesuai mekanisme menggunakan APBN. 

    "Maaf pak tidak ada penawaran pak, tanah tersebut sudah bersertifikat An. Departemen perhubungan🙏, transaksi menggunakan APBN, harus sesuai mekanisme atau aturan yang berlaku pak, "tulisnya saat dikonfirmasi melalui sambungan Whatsapp

    Saat jurnalis ini kembali memberikan pertanyaan atas kebenaran tawaran Rp 2.000 Permeter dari dirinya sebagai Kabandara, ia kembali mempertegas jika pernyataannya sudah jelas. 

    "Pernyataan saya sudah jelas pak, mekanisme APBN harus sesuai aturan pak 🙏"sambungnya.

    Jurnalis inipun bertanya untuk terakhirnya Kalau yang tawar 2.000/meter itu pihak mana atau seperti apa tawaran itu, namun Kabandara Sudah tidak memberikan jawaban. 

    Sebelumnya, Warga Sudah melakukan Aksi dan pertemuan dengan pihak Pemkot dan Pihak Departemen Perhubungan dalam hal ini pihak Bandar Udara Betoambari. 

    Dilanjutkan Isal, Saat Pertemuan pada Kamis, (11/07/2024) Di aula Kantor Walikota Baubau bersama Forkopimda, Pihak Bandar Udara Betoambari La Rano mengaku jika dirinya masuk menjadi pegawai Bandara Pada Tahun 2006 Tidak melihat Warga Lipu Katobengke yang berkebun selain Warga Pengungsi dari Ambon yang bermukim dan yang ada hanyalah Hutan Belantara serta belum ada pembangunan. 

    "Rano juga harus mempertanggungjawabkan pernyataannya saat kami pertemuan di Aula Kantor walikota jika yang ada ditahun 2006 itu tidak ada warga yang berkebun dan hanya hutan belantara"ungkapnya.

    baubau bandar udara betoambari lahan warga mafia tanah rp 2.000
    BK

    BK

    Artikel Sebelumnya

    Polemik Lahan Bandar Udara Betoambari, Fasikin:...

    Artikel Berikutnya

    .

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Revolusi Penulisan Rilis Berita dengan Bantuan Artificial Intelligence (AI)
    Agus Flores, Sang Komando Media yang Mampu Menggerakkan 1000 Media dalam Hitungan Menit
    PAFI: Garda Terdepan Profesi Farmasi untuk Kesehatan Indonesia
    Mengenal Peran dan Keahlian Insinyur Teknik Mesin dalam Era Industri Modern
    Peran dan Tantangan Insinyur Teknik Sipil dalam Pembangunan Berkelanjutan

    Ikuti Kami